Page 77 - InsideTax Edisi 20th (Ke(tidak)seimbangan Hak dan Kewajiban)
P. 77
insideintermezzo
Money, Money, Money
Pemakaian kostum aneh sekaligus
unik bagi grup pop asal Swedia, ABBA,
yang populer di tahun 70-an dan 80-
an ternyata memiliki alasan tersendiri.
Disebutkan dalam ABBA: The Official
Photo Book, alasan mereka memakai
baju unik adalah bagian dari skema
untuk meminimalkan utang pajak yang
harus mereka tanggung.
Dalam buku tersebut, salah seorang
anggota, Björn Ulvaeus, mengakui
bahwa grup tersebut mengambil
celah dari hukum pajak Swedia yang
memperbolehkan bisnis hiburan untuk
membiayakan kostum panggung artis
mereka sebagai pengurang pajak,
selama kostum panggung tersebut
cukup ‘gila’ atau ‘aneh’ untuk dikenakan
sebagai baju yang dipakai sehari-hari.
Menurut Ulvaeus, mereka benar-
benar terlihat seperti ‘orang gila’ pada
masa itu, dan tidak ada satupun orang
dapat mengenakan kostum panggung
yang lebih ‘gila’ daripada mereka.
Berikut kutipan perkataan yang
diucapkan Ulvaeus ABBA dalam The
Guardian.
“In my honest opinion, we looked
like nuts in those years. Nobody (could)
have been badly dressed on stage as
we were.”
Pada masa itu, otoritas pajak Swedia
menetapkan bahwa kualifikasi pakaian
kerja yang dapat dibebankan sebagai
pengurang pajak, di antaranya: pakaian
yang merupakan baju panggung (tidak
dapat digunakan selain untuk pentas),
atau pakaian yang mencantumkan
nama perusahaan, logo perusahaan,
atau atribut lain yang membedakan
pakaian tersebut dengan pakaian biasa.
IT
-Dienda Khairani
Sumber: Stephanie Soong Johnston, “Money, Money, Money,” Tax
Notes International, (Maret 2014): 764.
InsideTax | Edisi 20 | Juni 2014 77