Page 8 - Working Paper (Tax Amnesty dan Faktor Penentu Keberhasilannya: Pelajaran dari Beberapa Otoritas Pajak)
P. 8
DDTC Working Paper 1416
8
waktu yang lama hanya akan memberi kesan publik secara keseluruhan. Publik akan menilai
bahwa program tidak benar-benar serius–kesan bahwa PPP hanyalah sebuah program reguler yang
yang sama muncul jika kita melihat program dapat sewaktu-waktu di masa yang akan datang
diskon di mall yang berlaku untuk jangka waktu diadakan kembali, bukan sebuah “kesempatan
yang sangat lama. sekali seumur hidup”. Dengan demikian agar PPP
memiliki integritas di mata publik landasan hukum
Selain jangka waktu pemberlakuan, PPP yang memayungi program tersebut harus secara
juga harus secara spesifik menentukan untuk eksplisit menyatakan bahwa PPP hanya akan
periode kapan penghasilan (dan atau aset) diberlakukan sekali. Smith (2003, p.1, penekanan
yang belum dilaporkan atau pajak yang belum ditambahkan penulis) menyatakan bahwa:
dibayar atasnya dapat diberikan amnesti. Rusia,
misalnya, membatasi untuk penghasilan enam ‘…the best amnesty programs are committed
tahun ke belakang (2001-2006) dari saat amnesti to the premise that they represent a one-time,
diberlakukan (2007) yang dapat diberikan amnesti never-to-be-repeated opportunity’.
(J. R. Alm, Martinez-Vazquez, and Wallace 2000).
Program amnesti yang diberlakukan di
Dalam kasus Rusia tujuan yang hendak dicapai
Colorado, Massachusetts dan India dapat
oleh Pemerintah adalah untuk menarik kembali
dikatakan efektif karena ia dikaitkan dengan
asset yang keluar dari negeri itu (capital outflow)
program reformasi perpajakan secara menyeluruh.
pada beberapa tahun sebelumnya.
Dimaksud demikian karena ia ditargetkan untuk
Dari beberapa contoh pemberlakuan PPP meningkatkan kepatuhan jangka (long term
tersebut sebagian dikenal sebagai contoh sukses compliance) dan tidak semata untuk mengejar
(success story), misalnya Massachusetts (Leonard peningkatan penerimaan jangka pendek (raising
and Zeckhauser 1987), India (J. Alm and Rath revenue in the short run).
1998), dan Colorado (J. Alm and Rath 1998),
namun juga terdapat contoh program amnesti Selanjutnya, terdapat kesamaan antara
yang tidak berhasil yaitu Rusia (Alm, Martinez- ketiga contoh success stories di atas untuk dapat
Vazquez, and Wallace 2009). Bagian berikut akan memenuhi aspirasi bahwa PPP dapat meningkatkan
membahas bagaimana agar PPP dapat berjalan kepatuhan pajak dalam jangka panjang. Kesamaan
efektif dan mengapa program tersebut dapat tidak tersebut adalah bahwa program amnesti harus
berhasil seperti yang terjadi di Rusia diikuti dengan sebuah perubahan nyata dalam
rezim penegakan hukum (enforcement regime)
dan biasanya rezim tersebut lebih keras (harsher
5. Bagaimana Agar PPP Efektif?
enforcement regime) (Leonard and Zeckhauser
1987) dibandingkan sebelumnya.
Banyak penelitian menyebutkan (J. Alm, McKee,
and Beck 1990; Stella 1991; Christian, Gupta, and Penerapan rezim penegakan hukum pasca
Young 2002; Parle and Hirlinger 1986; Joulfaian pemberlakuan PPP menjadi elemen penting
1988; Pommerehne and Zweifel 1991) bahwa pada kampanye PPP itu sendiri. Sebagai makhluk
salah satu aspirasi yang mendasari pemberlakuan ekonomi yang rasional, individu akan berhitung
PPP di sebuah yuridiksi adalah kebutuhan akan ulang jika akan mengindari pajak jika biaya yang
tambahan penerimaan untuk menambal defisit ditimbulkannya (berupa sanksi, denda, bahkan
anggaran. Orientasi jangka pendek inilah yang pada hukuman penjara) lebih besar dibandingkan
umumnya menjadikan PPP tidak dilihat sebagai keuntungan yang diperoleh, dan itu hanya dapat
sebuah bagian penting dari program reformasi dicapai melalui pola penegakan hukum yang lebih
perpajakan yang seharusnya memiliki orientasi tegas dan keras. Sebagaimana diungkapkan Alm
jangka panjang. (1998, p.8).
Rusia merupakan contoh nyata bagaimana An individual with unpaid tax liabilities has
PPP semata diorientasikan pada peningkatan made the decision that the benefits of evasion
penerimaan. Dengan menempatkan PPP semata (e.g., reduced taxes) exceed the costs (e.g., the
sebagai sebuah revenue-raising tool maka kita risk of detection and punishment). It it was
dapat dengan mudah memahami mengapa PPP rational for the individual to evade taxes in
di Rusia diberlakukan berulang-ulang (1993, the past, then in an unchanged environment
1996, 1997, 2000, dan 2007). Pemberlakuan PPP it is rational for him to continue to evade
yang bukan lagi sebagai ‘a one-time opportunity’ taxes if a tax amnesty is enacted.
(Angelini 1987) menjadikan program tersebut
kehilangan kredibilitasnya. Dalam bahasa yang Penerapan sebuah rezim penegakan hukum
lebih sederhana, program amnesti tersebut yang lebih ketat pasca pemberlakuan PPP akan
kehilangan wibawanya di hadapan wajib pajak dan meyakinkan wajib pajak dan publik pada umumnya
bahwa jika di masa depan mereka melakukan