Page 9 - InsideTax Edisi Khusus 40th (Outlook & Tantangan Sektor Pajak 2019 - Berebut Suara Wajib Pajak)
P. 9

Janji Pajak Capres




































            Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden berfoto bersama Ketua KPU Arief Budiman (tengah) usai pengundian dan penetapan nomor urut dalam Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat
            (21/9/2018). (foto: ANTARA)
                 ENDATANG baru akan selalu  memicu peningkatan pertumbuhan  paling lazim adalah kebijakan itu
                 membuat gebrakan. Begitulah  ekonomi secara luas.            akan   menurunkan    pendapatan
           Pyang juga dilakukan kubu calon                                    negara.  Terlebih karena  tax ratio
            presiden dan calon wakil presiden   “Kebijakan ini untuk mendorong   Indonesia saat ini masih  rendah,
            (capres-cawapres)      Prabowo   daya beli masyarakat yang saat ini   baru 10,7% pada 2017.
            Subianto-Sandiaga  Uno  (Prabowo-  masih dalam tekanan,” demikian
            Sandi) dalam merumuskan visi dan   kata Dahnil A. Simanjuntak, juru  Selain itu, rencana  penghapusan
            misi perpajakan.                 bicara Badan Pemenangan Nasional  PBB untuk rumah tinggal  atau
                                             (BPN)    Prabowo-Sandi   kepada  rumah pertama juga diprediksi
            September lalu, dalam dokumen  InsideTax, awal November lalu.     akan membuat banyak daerah
            visi-misi  ekonomi yang disebar  ke                               ‘meriang’. Pasalnya, selama ini PBB
            Komisi Pemilihan Umum (KPU)      Dua poin lain yang juga  bersifat   merupakan salah satu kontributor
            sekaligus berbagai  media, kubu   gebrakan dari kubu Prabowo-Sandi   utama dalam  Pendapatan  Asli
            capres-cawapres  nomor 02 ini    adalah   rencana   penghapusan   Daerah (PAD).
            mencantumkan  rencana kebijakan   Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
            pajak yang membuat para ekonom   untuk rumah tinggal  atau rumah  Setelah  pengesahan  UU  Nomor
            jadi riuh. Riuh karena pro-kontra.   pertama dan penurunan tarif Pajak  28 Tahun 2009 tentang Pajak
                                             Penghasilan (PPh) Pasal 21. Meski  Daerah  dan  Retribusi Daerah
            Dalam dokumen itu, kubu Prabowo  memang belum jelas berapa besar  (PDRD),   paling  lambat  pada
            antara lain berjanji akan menaikkan  penurunan  tarif PPh Pasal 21  2014 PBB sektor  perdesaan dan
            batas Penghasilan Tidak Kena Pajak  tersebut.                     perkotaan  (PBB-P2) yang  tadinya
            (PTKP). Saat ini PTKP sebesar                                     milik  pemerintah  pusat memang
            Rp4,5 juta per bulan. Menurut tim    Sekadar catatan, saat ini tarif PPh   dialihkan  ke  daerah  dan  menjadi
            Prabowo, rencana menaikkan batas   Pasal  21  dibagi  menjadi  empat   pajak daerah. Bisalah dibayangkan
            PTKP itu didasari pertimbangan   kategori  (bracket).  Penghasilan  akan seperti apa reaksi daerah bila
            daya beli masyarakat saat ini yang   tahunan kurang dari Rp50  juta   pundi-pundi uang mereka diusik.
            masih tertekan.                  dikenai tarif 5%, penghasilan
                                             Rp50-250 juta dikenai tarif 15%,  Di luar itu, rencana perpajakan tim
            Dengan     menurunkan     PTKP,  penghasilan Rp250-Rp500 juta  Prabowo-Sandi ini juga dinilai tidak
            harapannya  daya  beli meningkat—  dikenai tarif 25%, dan penghasilan  mudah.  Hal  ini  karena rencana
            karena tidak dibebani pajak—     di atas Rp500 juta dikenai tarif 30%.  tersebut  mengharuskan  revisi
            hingga konsumsi rumah tangga pun                                  terhadap dua undang-undang, yaitu
            meningkat. Ujungnya, peningkatan   Tentu saja ada reaksi pro dan kontra   UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang
            konsumsi dari sini nanti akan    atas rencana tersebut. Kekhawatiran   Pajak dan Retribusi Daerah serta







                                                                                                INSIDETAX        9
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14