Page 9 - InsideTax Edisi 41st (Outlook & Tantangan Sektor Pajak 2020 - Antara Relaksasi dan Mobilisasi)
P. 9
Di Bawah Bayang-Bayang Resesi
Prediksi mana yang akan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Sebagai negara yang
terbukti benar memang perek onomiannya
baru akan terlihat pada 2020-2024 belum ditopang ekspor
2020 nanti. Namun, Lembaga 2020 2021 2022 2023 2024 alias masih ditopang
rendahnya proyeksi konsumsi, Indonesia
pertumbuhan ekonomi Indef 4,8 - - - - memang relatif lebih
2020 ini merupakan J.P Morgan 4,9 - - - - aman dibandingkan
sinyal agar pemerintah CORE Indonesia 4,9-5,1 - - - - dengan negara-negara
lebih bersikap hati- pengekspor tersebut.
hati dalam mengelola LPEM UI 5,0-5,2 - - - - Namun, efek dari resesi
perekonomian (lihat OECD 5,04 5,01 5,05 - - itu tetap ada.
tabel). 5,2 - - - -
ADB
Ekonomi Indonesia
Pasalnya, pertumbuhan United Nations 5,1 - - - - berpotensi tertekan
ekonomi pada 2019 ini IMF* 5,1 - - - 5,3 oleh makin tertutupnya
juga tidak bisa dibilang 51 5,2 - - - pasar ekspor baik ke
menggembirakan . World Bank** AS maupun ke China.
Pada semester RT-RPJMN*** 5,2-5,5 5,4-5,7 5,4-5,9 5,5-6,2 5,5-6,5 Investasi diprediksi
I-2019 pertumbuhan Keterangan: *Oktober 2019; **September 2019; ***Agustus 2019 akan melambat. Selain
cuma tercatat Sumber: Riset InsideTax 2019 itu, perang dagang
5,06%. Sedangkan Dalam pernyataannya Oktober lalu, juga berdampak pada
pertumbuhan kuartal III-2019 lalu IMF mengungapkan perang dagang fluktuasi mata uang. Stabilitas
hanya mencapai 5,02%. Angka itu selama 2 tahun terakhir, ditambah rupiah karenanya juga bisa menjadi
merupakan pencapaian terendah dengan ketidakpastian Brexit dan sasaran ‘peluru nyasar’ perang
selama 2 tahun terakhir. berbagai krisis geopolitik lain, dagang.
telah menyebabkan synchronized
Dengan kata lain, selama 2 tahun slowdown di banyak negara. Karena itu, Indef merekomendasikan
terakhir ini tren perlambatan pemerintah mengurangi kepemilikan
ekonomi terus terjadi. Tidak heran Negara pengekspor paling banyak surat utang negara oleh asing
ketika merilis angka pertumbuhan terkena dampak langsung. Jerman untuk mengantisipasi risiko perang
triwulan III-2019 pada pertengahan misalnya, yang ekonominya sangat dagang berubah jadi perang
November 2019, Badan Pusat ditopang ekspor, berisiko paling mata uang. “Pemerintah wajib
Statistik (BPS) memberi peringatan besar terjerembab dalam resesi. waspada karena gejala resesi mulai
kepada pemerintah. Inilah konsekuensi dari kapitalisme masuk ke Indonesia,” kata Berly
global, ketika perekonomian Martawardaya.
Kepala BPS Suhariyanto dunia saling terkait seperti bejana
mengingatkan dalam situasi seperti berhubungan. Terlalu Optimistis
ini, perekonomian Indonesia
berisiko jatuh di bawah Bank Dunia misalnya PERLAMBATAN itu jelas akan
5%. “Kita harus hati- menggambarkan bahwa berdampak pada penerimaan pajak.
hati. Sangat mudah kita setiap 1% penurunan Turunnya investasi akan memaksa
tergelincir di bawah pertumbuhan ekonomi pemerintah memberikan insentif
5%,” kata pria yang China, akan berdampak untuk memancing arus modal,
biasa dipanggil Kecuk pada penurunan 0,3% yang akan berakibat pada turunnya
ini. perekonomian Indonesia. penerimaan. Ini yang terutama
Jadi, ibarat kata pepatah, akan jadi tantangan bagi Direktorat
Perang Dagang dua gajah berkelahi, pelanduk Jenderal Pajak (DJP).
INDONESIA memang tidak bisa mati di tengah. Sayangnya pemerintah masih
berbuat banyak menghadapi Mengutip laporan The Washington terlalu optimis. Dalam Rancangan
perlambatan ekonomi global. Post, saat ini ada 9 negara yang di Teknokratik Rencana Pembangunan
Maklum, penyebab perlambatan ambang resesi, yang ditandai dengan Jangka Menengah Nasional 2020-
ini bersifat eksternal. IMF juga penurunan Produk Domestik Bruto 2024 misalnya, pemerintah
tidak sungkan-sungkan menuding (PDB) antara 0,1%-3%. Kesembilan mematok pertumbuhan ekonomi
penyebab perlambatan ini, yaitu negara itu yaitu Jerman, Inggris, pada rentang 5,4% hingga 6%.
perang dagang antara AS-China Italia, Meksiko, Brazil, Argentina, Sedangkan rasio pajak dalam kurun
yang sudah berlangsung selama 2 Singapura, Korea Selatan, dan Rusia. 5 tahun itu ditarget 13,5%.
tahun.
INSIDETAX 9