Page 10 - InsideTax Edisi 41st (Outlook & Tantangan Sektor Pajak 2020 - Antara Relaksasi dan Mobilisasi)
P. 10
Di Bawah Bayang-Bayang Resesi
Age Dependency Ratio Indonesia 1971-2045 dan memiliki anak untuk melawan
tren meningkatnya populasi usia
lanjut tersebut. Dari perspektif ini,
pertumbuhan pajak dari sisi tenaga
kerja dan pelaku usaha memang
akan terus meningkat signifikan.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil
Nazara mengatakan bonus
demografi Indonesia merupakan
potensi besar sebagai salah satu
solusi keluar dari jebakan negara
berpendapatan menengah (middle
income trap).
“Untuk sektor tenaga kerja, kita
tidak perlu khawatir dengan
kuantitas tetapi kualitasnya yang
perlu kita pikirkan,” ujarnya.
Sumber: BPS dari Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000, 2010, dan Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 hasil
Supas 2015 (2018) skenario B
Menurut dia, bonus demografi yang
dimiliki Indonesia sebagai model
Sudah banyak kritik atas target tertinggi dicapai oleh pajak orang dari sumber daya manusia, sehingga
tersebut. Untuk 2020 saja, pribadi (PPh 25/29) yang 16,35% menjadi prioritas untuk ditingkatkan
pertumbuhan ekonomi diprediksi dan pajak karyawan (PPh 21) yang kualitasnya pada masa periode ke-2
tidak akan melampaui 5,1%. Sulit 9,77%. Pemerintahan Joko Widodo (lihat
mencerna dari mana optimisme wawancara Wamenkeu Suahasil
5,4% itu diperoleh. Terlebih Pertumbuhan dari dua jenis pajak Nazara).
untuk penerimaan pajak 2020, tersebut memang sinyal postrif,
pemerintah mematok pertumbuhan karena itu gejala bahwa Indonesia Hanya harus disadari peluang bonus
sebesar 13,5% dari target 2019. sudah mulai mendekati era bonus demografi itu juga tergantung pada
demografi tenaga kerja produktif— kemampuan perekonomian dalam
Padahal berdasarkan outlook bonus yang tidak akan dinikmati menyediakan lapangan kerja. Itu
2019, pertumbuhan perpajakan oleh negara-negara maju seperti berarti, bonus demografi justru bisa
diperkirakan hanya akan tumbuh China, Jerman, atau Jepang. menjadi bumerang ketika tingginya
sebesar 8,18%. Di atas kertas, usia produktif tidak diikuti dengan
target tinggi itu memang masih Sekadar catatan, Indonesia memang kemampuan penciptaan lapangan
memungkinkan dicapai. Namuan akan mulai memasuki masa bonus kerja (lihat box Jangan Sia-siakan
itu dengan catatan Indonesia tidak demografi per 2020-2035, yang Bonus Demografi).
akan terkena dampak negatif ditandai dengan tingginya populasi
perlambatan ekonomi global. penduduk usia produktif (15-64 Karena itu, pemerintah terus
tahun), yang diperkirakan akan mengupayakan agar penciptaan
Sayangnya, realitas berbicara mencapai 64% dari total populasi. lapangan kerja tidak menyusut akibat
sebaliknya. Perlambatan Puncak masa bonus demografi perlambatan ekonomi global. Ujung-
ekonomi selama 2 tahun terakhir itu akan terjadi pada 2025 (lihat ujungnya memang meningkatkan
menunjukkan bahwa Indonesia tidak gambar). investasi, terutama yang berupa
sepenuhnya aman dari dampak foreign direct investment (FDI),
resesi global. Untuk menopang Bonus demografi jelas kabar dan tidak lagi terus mengandalkan
pertumbuhan itu pun Indonesia menggembirakan. Sebab tidak investasi portofolio.
terpaksa harus melonggarkan defisit semua negara bisa mendapat bonus
transaksi berjalannya. demografi sebesar itu. Negara Sejauh ini, visi pemerintahan
seperti Jepang, Italia dan Jerman periode kedua Jokowi yang
Bonus Demografi misalnya justru mulai menghadapi memfokuskan pada omnibus
masalah tingginya populasi warga
NAMUN, bukan berarti tidak ada berusia lanjut. law UU Cipta Lapangan Kerja—
peluang di tengah bayang-bayang menangkas perizinan, memudahkan
resesi. Sebaliknya, peluang itu nyata. Pemerintah Jepang bahkan sampai investasi FDI, dan debirokratisasi—
Dari paparan Kementerian Keuangan memberikan insentif kepada setidaknya sudah berada pada jalur
November lalu, pertumbuhan pajak warganya bila mau segera menikah yang benar.
10 INSIDETAX