Page 48 - InsideTax Edisi Khusus 40th (Outlook & Tantangan Sektor Pajak 2019 - Berebut Suara Wajib Pajak)
P. 48
Mengendalikan Eksternalitas
CUKAI TIDAK BERARTI
PAJAK DOSA
Pandangan cukai sebagai pajak dosa masih kuat di Indonesia. Saatnya
mengubah paradigma dengan belajar dari negara lain.
KSTENSIFIKASI cukai masih
jadi salah satu kendala di
EIndonesia. Banyak ekonom
masih ingat ketika pada 2016 lalu
muncul perdebatan sengit tentang
perlunya pengenaan cukai terhadap
dua produk baru, yaitu minuman
berkarbonasi dan plastik.
Hasilnya, minuman berkarbonasi
sampai sekarang gagal masuk
daftar Barang Kena Cukai (BKC).
Plastik juga baru ‘setengah
berhasil’. Disebut demikian karena
pemerintah akhirnya memang
menetapkan cukai plastik dalam
APBN 2018 dan bahkan sudah
mematok pendapatannya, yaitu
Rp500 miliar.
Tapi target itu cuma di atas kertas.
Karena, meski APBN 2018 sudah
hampir berakhir, pungutan cukai
plastik tidak juga ditarik. Pemerintah
masih diributkan oleh berbagai
‘dinamika’ antarkementerian
sekaligus penolakan dari industri.
Akhirnya, pungutan cukai plastik pun
dilempar ke APBN 2019, termasuk
juga potensi pendapatannya.
Pemusnahan ribuan botol minuman keras ilegal di Kantor Bea Cukai Marunda. (Foto: Ditjen Bea dan Cukai)
Namun, realisasinya masih tanda
tanya, karena Peraturan Pemerintah alkohol, dan minuman mengandung idealnya eksternalitas negatif harus
(PP) tentang Pungutan Cukai Plastik etil alkhohol (MMEA). bisa dikuantifikasi dalam angka,
belum juga diterbitkan. “Saat dan angka itulah yang dijadikan
ini [PP] itu masih rancangan,” Jumlah tersebut jelas sangat sedikit sebagai dasar untuk menentukan
kata Rudy Rahmadi, Kepala Sub apabila dibandingkan dengan, besaran tarif cukai.
Direktorat Penerimaan Ditjen Bea misalnya, Kamboja yang memungut
Cukai Kementerian Keuangan cukai terhadap 13 jenis barang, Sesuai teori pigouvian tax, cukai
kepada InsideTax, November lalu. atau Vietnam yang memungut 4 didasarkan pada prinsip untuk
jenis cukai. (Lihat ilustrasi, Tren mengatasi eksternalitas negatif
Mengapa ekstensifikasi cukai sangat Penerimaan dan Objek Kena Cukai (dampak negatif) sebuah produk.
sulit di Indonesia? Padahal, bila secara Global). Saat ini harga kantong plastik tidak
membandingkan dengan negara mencerminkan biaya kerusakan
ASEAN lain, Indonesia sangat Salah satu sebabnya, angka lingkungan yang ditimbulkan.
sedikit memungut cukai. Saat ini eksternalitas negatif memang Karena itu, harganya murah.
cuma ada tiga jenis Barang Kena masih jarang disebut dalam kajian
Cukai di Indonesia, yaitu rokok, etil ekonomi di Indonesia. Padahal Padahal, kerusakan lingkungan
akibat plastik seharusnya masuk
48 INSIDETAX