Page 44 - Indonesia Taxation Quarterly Report (Q2-2019)
P. 44
INDONESIA TAXATION QUARTERLY REPORT Q2-2019
dampak negatif yang ditimbulkan akibat terlihat dari pola distribusi simpanan
ketimpangan ekonomi diantaranya yang ditempatkan pada bank umum
termasuk lemahnya social capital , nasional.
36
terbatasnya akses terhadap modal
oleh pekerja, 37 sulitnya mengatasi Data statistik keuangan juga
kemiskinan, 38 dan terhambatnya menunjukkan bahwa hanya terdapat
produktivitas ekonomi. sekitar 535 ribu rekening yang memiliki
39
nominal simpanan di atas Rp1 miliar
Selain tidak meratanya akses terhadap dari total 284 juta rekening pada bulan
modal dan pendidikan, salah satu April 2019. Namun, simpanan rekening
faktor utama penyebab ketimpangan bernominal tinggi tersebut mencapai
perekonomian ialah ketimpangan lebih dari Rp3.665 triliun dari total
kepemilikan kekayaan. 40 Berkaitan simpanan di perbankan umum tersebut
dengan ketimpangan kekayaan ini, yang berjumlah sebesar Rp5.761 triliun. 44
Indonesia merupakan salah satu negara
dengan kepemilikan harta kekayaan Hal ini semakin mengonfirmasi bahwa
yang masih cukup terkonsentrasi pada terdapat kemungkinan terjadinya
kelas atas. Salah satunya ditunjukkan ketimpangan kekayaan berupa
oleh koefisien gini kekayaan yang terkonsentrasinya aset keuangan
diestimasi mencapai 84% pada tahun di perbankan umum pada segelintir
2018. Angka tersebut jauh lebih besar masyarakat tertentu di mana proporsi
41
dibandingkan koefisien gini pendapatan kepemilikan rekening yang hanya sebesar
untuk tahun 2018 yang hanya sebesar 0,19% dari jumlah seluruh rekening
38%. yang ada menguasai kepemilikan dana
42
mencapai 63% dari total simpanan di
Pada kasus ketimpangan kekayaan ini, perbankan umum nasional.
kelompok masyarakat yang memiliki
aset kekayaan berjumlah besar Informasi terkait ketimpangan ini
lebih mudah untuk mengakselerasi menjadi penting untuk diobservasi
peningkatan penghasilan ketimbang lebih lanjut dalam rangka menelusuri
masyarakat yang kepemilikan aset apakah terdapat pula ketimpangan
kekayaannya terbilang rendah. kekayaan antargenerasi di Indonesia
sehingga perputaran kekayaan hanya
Data distribusi kekayaan masyarakat terkonsentrasi pada lingkup komunitas
Indonesia pun menunjukkan bahwa terkaya saja dalam beberapa dekade
aset yang dimiliki para orang kaya terakhir. Apabila hal tersebut terjadi di
tersebut terkonsentrasi pada aset non- Indonesia, besar kemungkinan bahwa
keuangan. 43 Meskipun kepemilikan distribusi ekonomi yang merata akan
kekayaan di Indonesia didominasi oleh semakin sulit untuk diimplementasikan
aset riil, kepemilikan aset keuangan juga serta mengakibatkan akses serta
menunjukkan ketimpangan yang sangat kesempatan yang juga semakin tidak
signifikan. Ketimpangan kekayaan merata bagi masyarakat kurang
berupa aset keuangan di sini dapat sejahtera ke depannya. 45
36 Eric D. Gould dan Alexander Hijzen, “Growing Apart, Losing Trust? The Impact of Inequality on
Social Capital”, IMF Working Paper WP/16/176 (2016): 5-22.
37 Klaus Deininger, Pedro Olinto, “Asset Distribution, Inequality, and Growth”, Policy Research Working
Paper No. 2375 (2000): 2-19.
38 Alberto Alesina dan Dani Rodrik, “Distibutive Politics and Economic Growth”, Quarterly Journal
Economics No. 108 (1994): 465.
39 Torsten Persson dan Guido Tabellini, “Is Inequality Harmful for Growth”, American Economic
Review No. 84 (1994): 600-621.
40 World Bank, Indonesia Rising Divide Op.Cit., 6-12.
41 Credit Suisse, Global Wealth Report 2018 (Swiss: Oktober 2018), 51. Koefisien Gini di sini
mempertimbangkan tiga jenis asset, yakni aset riil, aset keuangan, dan utang yang bersumber
dari survei Indonesia Family Life Survey (IFLS).
42 Badan Pusat Statistik (BPS), “Gini Ratio,” Internet, dapat diakses melalui: https://www.bps.go.id/
dynamictable/2017/04/26%2000:00:00/1116/gini-ratio-provinsi-2002-2018.html.
43 Credit Suisse, Global Wealth Databook (Swiss: Oktober 2018), 139.
44 Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Distribusi Simpanan Bank Umum Periode Maret 2019
(Jakarta: 2019), 9.
45 Francisco Perez-Arce, Ernesto F. L. Amaral, Haijing Huang, Carter C. Price, “Inequality and
32